Warung Bebas

Monday 26 September 2011

Tips Agar Buah Hati Mendengarkan

Tips Agar Anak Hormat Patuh.Sebagai orang tua kita terkadang sering dibuat jengkel oleh buah hati kita karena mereka tidak mau mendengarkan parkataan kita sebagai orang tuanya kepada mereka.Meski begitu kita sebagai orang tua pun tidak perlu marah atau pun kesal berlebihan sampai-sampai kita menggunakan kekerasan agar buah hati kita mau mendengarkan kita.Jangan sampai yah wahai Ummu--abu--; wahai Ayah--wahai Bunda--.

Sebagian besar buah kita tidak mau mendengarkan kita karena beberapa sebab, bisa berupa keinginan buah kita untuk mendapatkan perhatian lebih.Tentu saja hal ini pun tidak boleh juga dibiarkan berlarut-larut.Karena mendidik buah hati agar bisa mendengarkan dengan baik atau jadi pendengar yang baik akan membantunya belajar lebih efektif, bersosialisasi dengan baik, dapat mengetahui adanya sinyal bahaya, dan juga bisa membuatnya bersosialisasi dengan baik serta bisa menghargai orang lain.

Cara Tips Anak Hormat Patuh Pada Orang Tua

Berikut adalah beberapa tips agar anak mendengarkan orang tua, yaitu:

1. Dekati anak
Terkadang orangtua berteriak dari tempat yang jauh untuk memberitahu anak, hal ini tidak akan memberikan dampak yang efektif. Usahakan untuk berada setara dengan anak, misalnya berjongkok atau agak merunduk sehingga bisa melihat mata anak untuk mendapatkan perhatiannya. Kondisi ini akan membantu anak untuk mau mendengarkan orangtuanya.

2. Berikan pesan yang jelas dan sederhana
Anak-anak akan sulit menemukan pesan yang diinginkan orangtuanya jika kata-kata yang diucapkan bertele-tele atau terlalu panjang. Jika memang tidak ada pilihan bagi anak, maka sebaiknya tidak menggunakan kalimat pertanyaan. Misalnya “Sudah waktunya untuk masuk ke mobil,” akan berdampak lebih besar dibandingkan, “Ayo naik ke kursi mobil, sayang?”.

3. Jangan bosan untuk mengulang
Pesan yang ingin disampaikan ke anak mungkin tak akan cukup dengan hanya mengucapkannya sekali. Karena itu tak ada salahnya untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan berulang-ulang dengan mengucapkannya, lalu memberi isyarat visual (seperti menjentikkan jari), isyarat fisik (meletakkan tangan di bahu anak dengan lembut) dan mendemonstrasikannya.

Thursday 22 September 2011

Kehidupan Rumah Tangga Mengalami Bosan Serta Futur

Kehidupan Rumah Tangga Mengalami Bosan Serta Futur
Melanjutkan postingan kemarin mengenai Sumber Ketenteraman Suami-Istri sore hari ini akan berbagi mengenai Kehidupan Rumah Tangga Mengalami Bosan Serta Futur.Semoga bermanfaat.

Allah SWT telah mensyari’atkan pernikahan. Dan menjadikan sebagian dari tujuannya adalah pemenuhan berbagai keperluan jiwa, fisik, sosial dan ruhani. Pernikahan adalah sumber penumbuhan kesehatan jiwa dan fisik dan benteng penjaga berbagai penyakit jiwa, penyimpangan perilaku dan akhlaq.

Sebuah kewajaran bila kehidupan berumah tangga telah melewati 5 tahun mengalami masa futur, dapat pula kurang dari itu atau lebih. Tidak mengapa pula terjadi masa-masa bosan yang bersifat temporer dan sepintas lalu. Yang penting jangan berkepanjangan, dan jangan sampai menghancurkan kehidupan berumah tangga.

Kehidupan Rumah Tangga Yang Islami

* Kebosanan Umum: yaitu kebosanan yang terjadi akibat rutinitas kehidupan sehari-hari
* Kebosanan Emosional: yaitu hilangnya rasa cinta kasih di antara suami istri.
* Kebosanan Seksual: Yaitu Menjalankan hubungan seksual seakan-akan merupakan sebuah kewajiban atau tidak ada pembaharuan di dalamnya.


GEJALA DAN BAHAYA

Ada banyak dampak, tanda dan gejala adanya future dalam kehidupan berumah tangga, di antaranya:

1. Pengaduan istri bahwa suaminya tidak perhatian dan berpaling darinya, sering keluar dan begadang di luar rumah, memperlakukannya secara kasar, kering, tanpa penghargaan. Suami juga mengadu bahwa istrinya mengabaikannya dan beralasan karena factor anak, banyak meminta anggaran belanja, tidak berhias di hadapannya, dan pengaduan-pengaduan lainnya.

2. Future dan rutinitas dalam berbagai hubungan suami istri, diantaranya: future dalam hubungan emosional dan seksualitas

3. Antara suami dan istri merasa ada jarak dan barier psikologis, padahal keduanya hidup satu atap

4. Membesar-besarkan berbagai kesalahan, buruk sangka, buruk dalam menafsirkan ucapan dan perbuatan

5. Sering terjadi perbedaan pendapat, dan suara meninggi untuk urusan sepele.

6. GTM (Gerakan Tutup Mulut) di antara suami istri, minim atau tidak ada dialog di antara keduanya sama sekali.

7. Penderitaan pihak wanita lebih banyak, sehingga kita mendapatinya bolak balik ke klinik jiwa yang jarang sekali dimasuki oleh lelaki. Hal ini karena lelaki mempunyai berbagai cara untuk berekspresi dan mencari hiburan. Berbeda dengan perempuan yang tenggelam dalam problem dan deritanya. Hal ini melahirkan berbagai rasa sakit, cemas, mengeluh sakit kepala, sakit perut, tidak ceria, tidak mampu lagi menikmati hal-hal yang biasanya dia nikmati.

8. Demi meringankan rasa bosan atau problem rumah tangga dan seksualitas, sebagian suami atau istri lari ke cara-cara yang menyimpang, semisal narkotika dengan segala bentuknya, atau menjalin hubungan haram, atau suntuk kepada pekerjaan secara berlebihan.

9. Sebagian suami mencari istri kedua, atau ketiga atau keempat. Sebagian lainnya bersabar dan menanggung deritanya. Sebagian istri bersabar dan mencoba mensiasati urusannya. Sebagian lainnya berusaha mencari kompensasi atas kegalauannya dengan membeli berbagai kebutuhan sekunder, atau menyibukkan diri
dengan anak, atau melakukan penyimpangan dalam berbagai bentuk dan tingkatannya.

10. Keluarga: suami istri dan anak-anak hidup dalam berbagai perasaan negatif.

11. Bisa berakibat terjadinya berbagai pengkhianatan suami istri

12. Bisa berakibat terjadinya perceraian


SEBAB

Sebagaimana futur berakibat pada munculnya gejala atau problem yang lebih besar, future juga terjadi akibat satu atau beberapa problem yang bertumpuk. Di antara sebab-sebab terjadinya future dalam kehidupan rumah tangga adalah:

1. Memasuki kehidupan berumah tangga dengan berbagai prediksi dan obsesi ideal (jauh dari fakta). Bisa jadi suami atau istri tidak merasakan idealismenya, lalu ia hidup dalam kenyataan yang bisa jadi membuatnya kecewa berat, lalu merasa future, lalu meyakini bahwa kehidupan rumah tangganya telah gagal, dan bahwasanya solusinya adalah mengakhiri kehidupan rumah tersebut dengan perceraian.

2. Pengulangan dan rutinitas harian yang membosankan.

3. Masing-masing pihak tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan level kehidupan rumah tangganya ke tingkat yang lebih baik, juga tidak sungguh-sungguh dalam mencari solusi atas setiap problem yang dihadapinya.

4. Kecurigaan dan kecemburuan secara berlebih dari salah satu suami atau istri, dan hal ini menanamkan bibit futur dalam hubungan di antara keduanya.

5. Bisa jadi sebagian penyakit fisik atau jiwa berakibat munculnya futur dengan segala bentuknya, misalnya: depresi, cemas dan schizophrenia atau split personality.

6. Hilangnya cinta kasih diantara suami dan istri dalam tempo yang lama.


ANTISIPASI DAN SOLUSI

1. Penguatan hubungan dengan Allah SWT. Di antaranya, kebersamaan suami istri dalam berbagai aktivitas; seperti mengkhususkan waktu untuk melakukan wirid harian dalam menghafal Al-Qur’an, membaca istighfar, shalat sunah, bersedekah, umrah dan amal soleh lainnya.

2. Masing-masing pihak suami dan istri hendaklah merasa bertanggung jawab atas terjadinya futur di antara keduanya, karenanya, hendaklah masing-masing berperan dalam meng-’ilaj

3. Pihak istri perannya lebih besar dalam hal ini. Hendaklah ia memperbaharui dan mengembangkan cara memperlakukan suaminya, dalam melakukan sentuhan-sentuhan lembut dalam rumah, khususnya kamar tidur, masakan, penataan ruang dan perabot, menerapkan hobi-hobi baru, melakukan berbagai aktivitas keluarga di dalam rumah, refreshing keluarga, membuat berbagai kejutan, memberi hadiah secara periodik. Semua hal ini hendaklah suami juga melakukannya, sesuai dengan bidangnya.

4. Suami atau istri hendaklah mengambil inisiatif falam dialog dengan pihak lainnya, memunculkan tema untuk didialogkan. Hal ini membantu suami istri untuk melewati jurang yang muncul sebelum menganga lebar.

5. Hendaklah suami istri saling memahami, bagusnya semenjak awal pernikahan. Caranya, masing-masing berterus terang tentang apa yang disukai dan yang tidak disukai. Bersepakat bahwa masing-masing pihak akan berusaha memenuhi keperluan pihak lainnya, baik psikologis maupun fisik, seperti: menghargai, menghormati, saling menerima, khususnya saling menerima fisik, lalu menerjemahkan kesepakatan ini dalam bentuk perilaku dan ucapan … sepanjang kehidupan suami istri yang panjang, dengan seijin Allah.

6. Menghindari rutinitas dalam hubungan keluarga dan seks di antara suami istri

7. Hendaklah masing-masing suami dan istri mempelajari kemahiran berinteraksi dengan orang lain

8. Pengendalian diri saat emosi atau saat terjadi krisis

9. Kehidupan suami istri tidak lain adalah partnership dalam pemikiran, emosi dan fisik, dan semua kesertaan ini menjadikan kehidupan suami istri memiliki cita rasa yang khas yang menjauhkannya dari hantu kebosanan dan futur.

Demikian tadi sahabat artikel mengenai Kehidupan Rumah Tangga Mengalami Bosan Serta Futur.

Oleh: Musyaffa Ahmad Rohim, Lc

Sumber : Dakwatuna.com

Thursday 15 September 2011

Sumber Ketenteraman Suami-Istri

Sumber Ketenteraman Suami-Istri
Allah Ta'ala berfirman:

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَآئِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ عَلِمَ اللّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُواْ مَا كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ

Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu”.
(QS. Al-Baqoroh [2]:187)

Ayat tersebut di atas adalah ayat populer yang sering dibaca, dikutip dan dikaji ketika akan datang dan selama bulan Ramadhan. Ayat tersebut menerangkan tentang beberapa aturan ketika berada di bulan Ramadhan. Salah satu aturan tersebut adalah dihalalkannya seorang suami melakukan hubungan badan dengan istrinya kapanpun di sepanjang malam hingga terbit fajar.

Sebelum ayat ini turun, batas akhir boleh menggauli istri adalah masuk waktu Isya’ atau saat tidur sebelum masuk waktu Isya’. Tentu ini sangat berat bagi para sahabat Rasulullah, dan tentu juga bagi siapa saja. Oleh karena itu Allah swt. menurunkan ayat tersebut.

Yang menjadi fokus dalam tulisan ini adalah kata “Libas” yang tersebut dalam ayat tersebut. Dalam ayat tersebut Allah swt. menyebut bahwa suami adalah Libas bagi istrinya dan istri juga adalah Libas bagi suaminya. Kata “Libas” mempunyai arti penutup tubuh (pakaian), pergaulan, ketenangan, ketentraman, kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan.


Penutup Aib dan Perhiasan

Fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat tubuh (lihat QS.7:26). Suami istri adalah pakaian bagi pasangannya. Dengan demikian, suami istri adalah penutup “aurat” (baca: aib) bagi pasangannya. Fungsi pakaian juga sebagai perhiasan
(lihat QS.7:26).

Perhiasan adalah sesuatu yang indah dan berharga. Dengan memiliki dan atau memandang perhiasan mendatangkan kesenangan, kepuasan dan kebahagiaan. Suami adalah perhiasan bagi istrinya dan istri adalah perhiasan bagi suami. Suami indah dilihat istri dan juga sebaliknya. Suami merasa berharga bagi istrinya, dan pada saat yang sama suami menghargai istrinya. Demikian pula sebaliknya.

Allah berfirman yang artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
(QS. Ali Imran [3]:14)


Sumber Ketrentraman dan Kesenangan

Suami adalah sumber ketrentraman bagi istrinya. Istri juga adalah sumber ketrentraman bagi suaminya. Masing-masing merasa tentram dengan adanya pasangan dan dari pasangannya. Serta masing-masing berusaha membuat tentram pasangannya.

Allah berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(QS.Ar-Ruum [30]:21)


Suami adalah sumber kesenangan bagi istri. Begitu juga istri adalah sumber kesenangan bagi suami.

Allah berfirman yang artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
(QS. Ali Imran[3]:14)

Allah berfirman yang artinya: “Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS.Al-Furqaan [25]:74)

Di dalam kedua ayat tersebut, Allah swt. berfirman dengan menyebutkan kata “wanita” dan “istri” saja, tidak menyebutkan kata “pria” dan “suami”. Seolah-olah dua ayat tersebut hanya ditujukan dan berlaku untuk pria dan suami. Meskipun kata “pria” dan “suami” tidak disebutkan, kedua ayat di atas juga ditujukan dan berlaku bagi para wanita dan istri, sehingga bisa dipahami juga sebagai berikut:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: pria-pria ….”

“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami suami-suami kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)…”

Suami merasa senang, gembira, puas, bahagia dan nikmat terhadap istrinya dari sikap, perilaku, kata-kata, ekspresi, penampilan dan pelayanan istrinya ketika berhubungan dengan istrinya dalam segala aktivitas sehari-hari. Pada saat yang sama suami juga harus membuat istrinya merasa senang, gembira, puas, bahagia dan nikmat terhadap dirinya dari sikap, perilaku, kata-kata, ekspresi, penampilan dan pelayanannya dalam setiap kesempatan dan aktivitas rumah tangga (bukan hanya ketika membutuhkannya saja dan bukan hanya ketika di atas ranjang saja). Demikian juga sebaliknya, istri merasakan hal yang sama terhadap suaminya dan berbuat hal yang sama kepada suaminya.


10 Tips Sukses Menjadi Libas bagi Pasangan

1.Selalu mendengar dengan segenap dan setulus hati setiap kata yang diekspresikan oleh pasangan.

2.Selalu ramah, mesra, bermuka manis dan tersenyum di hadapan pasangan.

3.Berdandan, berpenampilan rapi dan berbau harum untuk pasangannya baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah. Bukan istri saja yang wajib melakukan ini, namun suami juga harus mewajibkan dirinya.

4.Menenangkan hati pasangan ketika dia merasa emosional dan ketika menghadapi ketegangan, kecemasan dan ketakutan; dan menghibur hati pasangan ketika dia kecewa, bersedih hati, sakit hati dan sakit fisiknya

5.Biasakan mengucapkan “4 Kata Ajaib: Terima kasih, Maaf, Permisi dan Tolong” kepada pasangan pada setiap saat dan kesempatan di mana kata-kata tersebut patut dan perlu untuk diucapkan.

6.Melayani keperluan pasangan dengan senang dan ringan hati, ringan tangan, ringan kaki dan segera. Segera kerjakan jika dalam keadaan-keadaan yang memungkinkan. Malas dan ogah-ogahan bukan termasuk di dalamnya. Bukan istri saja yang harus melayani suami. Suami juga harus melayani istri meskipun istri tidak dalam keadaan darurat seperti sakit, mengandung dan melahirkan.

7.Tanyakan kabar dan perasaan pasangan meskipun tidak sedang berjauhan.

8.Ungkapkan rasa cinta dan kasih sayang anda kepada pasangan dengan sikap dan perilaku seperti bergandengan tangan ketika berjalan kaki bersama dan menciumnya meskipun ketika tidak ada dorongan nafsu, dengan kata-kata seperti “Aku cinta/sayang kamu”, dan dengan memanggilnya dengan nama panggilan yang indah serta dengan cara yang lemah lembut dan mesra.

9.Memuaskan pasangan dalam berhubungan badan dengan melakukan segala hal yang diperlukannya sesuai dengan tuntunan Islam.

10.Tidak menceritakan hubungan badan mereka kepada orang lain. Tidak menceritakan aib yang dimiliki pasangan berupa kekurangan, kelemahan, kesalahan dan hal-hal negatif lainnya kepada orang lain (kecuali kepada hakim ketika bersaksi di pengadilan, kepada dokter untuk tujuan pengobatan dan kepada kyai, ustadz, psikiater atau konsultan untuk tujuan konsultasi). Juga tidak mencari-cari, mengingat-ingat, serta mengungkit-ungkit atau menyebut aib yang dimiliki pasangan kepada pasangan.

Jadilah Libas bagi pasangan (baca: suami atau istri) anda sesuai dengan tuntunan Allah swt. Untuk itu jadilah “Pengantin Baru” selama hayat masih dikandung badan karena mengharap dan demi menggapai ridho Allah swt. Lakukan tips di atas terus menerus meskipun sudah bukan pengantin baru lagi di mana pada saat-saat itu dalam hati sudah timbul rasa “biasa” dan tidak “luar biasa” terhadap pasangan dan kehidupan rumah tangga.

Masa-masa ketika sudah tidak lagi menjadi pengantin baru adalah masa-masa ujian. Ini yang (memang) sulit dan berat. Dibutuhkan kemauan yang kuat dan perjuangan yang berat untuk selalu menjadi “Pengantin Baru”. Sangat wajar dan alami jika ketika awal-awal mencoba melakukan tips di atas terasa aneh, merasa canggung dan malu.

Namun jika dibiasakan, lama-lama akan menjadi bisa, menjadi biasa dan menjadi kebiasaan. Lain halnya ketika masih menjadi pengantin baru terutama ketika masa bulan madu, tanpa diajari dan disuruhpun, hal tersebut bisa, mudah, ringan dan otomatis dilakukan.

Wahai para suami! Wahai para istri! Sudahkah hari ini anda menjadi Libas bagi pasangan anda? Sudahkah hari ini anda berniat dan berkeinginan untuk menjadi Libas bagi belahan jiwa anda hingga nafas terakhir? Wahai para calon pengantin! Sudahkah hari ini anda berniat dan berkeinginan kelak akan menjadi Libas bagi pendamping hidup anda sejak malam pertama hingga malam terakhir (ketika maut menjemput)?

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pengantin lama, pengantin baru dan calon pengantin demi meraih kehidupan rumah tangga SAMARA (Sakinah Mawaddah wa Rahmah). Amin. Wallahu a’lam bishshowab.

Abdullah al-Mustofa

Artikel Dari : www.dakwatuna.com

Sunday 4 September 2011

ummi...ibu...bunda

Bacalah dan resapi….
Ketika ibu mu sudah mulai tua…
dan bukanlah seperti yang dulu lagi..
maka, berusahalah mengerti dan bersabarlah sedikit terhadapnya..

Jika suatu saat pakaiannya kotor karena makanan,
Bunda lupa cara membersihkannya..
lupa cara memakai pakaian..
Ingatkah kamu bagaimana bunda dahulu mengajarimu berpakaian di waktu kecil…??

Ibu Bunda

Ketika ummi berkata tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar,
maka bersabarlah menengarkannya..
ingatkah kamu ketika kecil, ummi harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu kali diceritakan agar kamu bisa tertidur..??

Ketika ibu memerlukanmu untuk membantunya..
janganlah menolak apalagi memarahinya..
ingatkah kamu sewaktu kecil, ia harus bersusah payah agar bisa membantumu berhasil..??

Ketika ummi tak paham dengan suatu hal yang baru..
jangan kamu sekali kali menertawakannya..
pikirkanlah.. bagaimana dulu ummi sabar menjawab setiap pertanyaan “MENGAPA” darimu..

Jika ummi sudah tak dapat berjalan kuat..
ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahnya..
ingatkah kamu sewaktu kecil, ummi senantiasa memapah agar kamu bisa berjalan..??

Ketika ummi lupa akan apa yang sdang dibicarakan..
berilah ummi waktu dan kesempatan untuk mengingatnya..
karena sebenarnya bagi ummi,
apa yang dibicarakan tidaklah penting asalkan kamu disampingnya mendengarkannya, ummi sudah puas..

Ketika kamu memandang ummi mulai menua, janganlah bersedih…
mengertilah.. dukunglah ummi…
seperti ummi menghadapimu ketika kamu belajar melihat kehidupan ini..
ingatkah waktu itu ummi memberi petunjuk bagaimana cara menjalani kehidupan ini..??

Sekarang, temanilah ummi dalam menghabiskan sisa-sisa hidupnya..
berilah ummi ketulusan dan kesabaranmu,.
ummi akan memberikan senyuman terindah untukmu..
dalam senyum itu terdapat rasa bangga dan kebahagiaan cinta yang tak terhingga untukmu..yang tak akan lekang oleh waktu..
bahkan ketika ajal telah diambang pintu…

ucapkanlah.. walau hanya dalam hatimu..
ummi , ananda sangat mencintaimu…”

Sumber : tamanberbagi.wordpress.com