Warung Bebas

Wednesday 27 June 2012

Berdoa Kepada Allah

Berdoa Kepada Allah. Berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala merupakan manifestasi keimanan dan penghambaan seorang abdi (hamba) terhadap Khaliknya (Allah). Dengan berdoa inilah seorang hamba akan menjadi dekat dengan Rabbnya karena doa merupakan sarana Taqarrub yang diperintahkan oleh Allah serta dicontohkan pula oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Banyak keutamaan-keutaaman doa dan berdoa. Diantara dari keutamaan doa adalah :
"Berdoalah kepadaKu,niscaya akan Kuperkenankan bagimu...." ( QS, Al-Mu'min : 40 ).
"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku,maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu. Maka, hendaklah mereka memenuhi ( segala perintah )Ku dan hendaklah mereka selalu dalam kebenaran."( QS. Al-Baqarah : 186 ).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Esa dan Maha Pemurah. Ketika seorang hamba mengangkat tangannya kepadaNya dalam berdoa, Dia merasa malu bila hamba itu menarik lagi tanggannya dengan hampa."( HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi )

berdoa kepada Allah, Keutamaan berdoa, Mencari Ilmu

Hal-hal yang berkaitan dengan berdoa kepada Allah Ta'ala di antaranya yaitu :
  1. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Jika seseorang tidak memohon kepada Allah, Dia akan murka kepadanya." (Shahih Al-Jami', No.2414 ). Apakah doa dikabulkan atau tidak dikabulkan, seseorang harus terus berdoa. Sebaliknya, kita takut akan turunnya murka Allah. Selain itu, doa mendatangkan keridhaan Allah. Oleh karena itu, kita harus terus berdoa tanpa merasa lelah.
  2. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Ibadah yang paling utama adalah berdoa." ( Shahih Al-Jami' , No.1133 ).
  3. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Orang yang paling lemah adalah yang tidak mau berdoa, dan orang yang paling bakhil adalah yang tidak mau memberi salam." ( Shahih Al-Jami' ,No 1055 ).
  4. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Yang Mahatinggi daripada doa." ( Shahih Al-Jami', No.5268 ).
  5. Jika Anda ingin agar doa kita dikabulkan, berdoalah secara rutin dalam sholat anda dan dalam sholat-sholat sunnah. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :"Jika seseorang menyatakan permusuhan kepada waliKu, maka Aku akan menyatakan perang terhadapnya.
  6. Sesuatu yang paling disukai yang dapat mendekatkan hambaKu kepadaKu adalah apa yang Aku perintahkan kepadanya. Namun hambaKu masih terus mendekat kepadaKu dengan sholat-sholat sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihatnya, menjadi tangannya yang dengannya ia berbuat, dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia meminta kepadaKu, maka Aku akan memberinya. Jika ia mencari perlindunganKu, maka Aku akan melindunginya." ( HR. Al - Bukhari ).
  7. Hal yang terbaik bagi seseorang adalah berdoa dengan doa-doa yang terdapat dalam Al - Quran dan Sunnah dengan beberapa perubahan sepanjang mengikuti syarat-syarat dan adab-adab berdoa.
  8. Dianjurkan kepada seseorang agar bersyukur kepada Allah setelah doanya dikabulkan.
  9. Aisyah ra berkata : "Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam lebih menyukai doa yang memiliki cakupan luas dan meninggalkan doa-doa yang terbatas."( HR.Abu Dawud ).
  10. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : " Tak ada sesuatu pun yang menolak Qadha Allah kecuali doa,dan tidak ada sesuatu yang dapat menambah umur kecuali kesalihan ". (Shahih Al - Jami' , No 7564 )
  11. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Setiap nabi memiliki sebuah doa yang dikabulkan. Akan tetapi,aku ingin menyimpa doaku, Insya Allah untuk syafaat kepada umatku pada hari kiamat."( HR. Bukhari, Muslim ).

Saturday 16 June 2012

Kisah Alqamah Durhaka

Kisah Alqamah Durhaka Kepada Ibunya. Kisah hikmah mengenai dosa dan bahaya durhaka kepada orang tua salah satunya adalah kisah alqamah durhaka ini dan semoga kita bisa mengambil ibrah dari kisah durhaka alqamah kepada ibunya ini.

Konon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah.

Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah.

Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”

Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”

Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.’”

Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqamah dan pesan beliau itu disampaikan, maka dia berkata, “Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”

Maka, dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah.
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.

kisah al-qamah, Mencari Ilmu: border=

Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”

Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”

Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”

Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”

Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”

Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhny,a kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”

Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”

Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”

Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”

Maka, Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya,”

Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.

Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu
Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.”

Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.”

Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.

Maka, Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya,

Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya.”

Demkian kisah anak durhaka kepada ibunya yang ada pada jaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita mengetahui bahwasannya berbakti kepada kedua orang tua adalah sebuah kewajiban syar’i dan durhaka adalah sebuah keharaman yang nyata.

Allah Ta'ala berfirman :
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia.”(QS. al-Isra’: 23).

Hadist Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga ada yang menceritakan akan keutamaan berbakti kepada orang tua dan diantaranya yaitu :
Dari Abdullah bin Amr berkata, “Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah seraya berkata, ‘Saya datang demi berbaiat kepadamu untuk berhijrah, namun saya meninggalkan kedua orang tuaku menangis.’ Maka, Rasulullah bersabda, ‘Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau membuat keduanya menangis.’”(HR. Abu Dawud )

Dan ada hadist Rasulullah shallalllahu 'alaihi wa sallam yang membicarakan dosa besar durhaka kepada orang tua diantaranya hadist yang satu ini :
Dari Abdullah bin Amr bin Ash, dari Rasulullah bersabda, "Dosa-dosa besar adalah berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa serta sumpah palsu." (HR. Bukhari).

Semoga dengan kita mengetahui akan keutamaan berbakti kepada orang tua dan dosa durhaka kepada orang tua melalui kisah alqamah durhaka diatas akan memberikan manfaat bagi kita semua aamiin...aamiin

Monday 11 June 2012

Wasiat Nasehat Imam al-Albani

Wasiat Nasehat Imam al-Albani. Imam al-Albani Rahimahullah telah menyampaikan wasiat berupa nasihat dan bimbingan yang diperuntukkan kepada kaum Muslimin di seluruh dunia. Nasihat ini disampaikan pada bulan-bulan terakhir kehidupannya di dunia fana ini.



Isi wasiat dan nasehat Imam al-Albani Rahimahullah, sebagai berikut :
  1. Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Jalla Jalaluhu, kami memujiNya, memohon ampunan dan pertolonganNya. Kami berlindung kepadaNya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.Siapa yang ditunjuki Allah Jalla Jalaluhu niscaya tiada yang menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkanNya tiada pula yang menunjukinya, Aku bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah satu-stunya, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan RasulNya.
  2. Wasiatku kepada setiap muslim di belaham bumi manapun berada, lebih khusus kepada saudara-saudara kami yang ikut berpartisapasi bersama kami dalam penisbatan kepada dakwah yang penuh barakah ini, yaitu dakwah kepada al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan manhaj Salafus Shalih.
  3. Aku wasiatkan kepada mereka dan terutama diriku agar bertakwa kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.
  4. Kemudian agar membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat sebagaimana firman Allah Jalla Jalaluhu.“Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah, Allah akan mengajarimu” [Al-Baqarah : 282]
  5. Hendaknya mereka ketahui bahwa ilmu yang baik atau benar menurut pandangan kami tidak keluar dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang sesuai dengan manhaj dan pemahaman Salafush Shalih.
  6. Hendaknya mereka padukan antara ilmu yang dimiliki dan pengamalannya sedapat mungkin. Dengan demikian ilmu tidak menjadi hujjah yang justru mencelakakan mereka, yang mana pada hari itu harta benda dan anak keturunan tidak bermanfaat kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat.
  7. Aku ingatkan, agar waspada dari segala bentuk kerjasama dan persekutuan dengan orang-orang yang dalam banyak hal telah keluar dan menyimpang dari jalur Salafi. Penyimpangan-penyimpangan itu sangat banyak. Bilamana dipadukan akan identik dengan sikap khuruj (keluar) yang berarti memberontak terhadap kaum Muslimin dan jama’ah mereka.
  8. Kami hanya perintahkan agar mereka mewujudkan sebuah komunitas seperti yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang shahih.“Artinya : Dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara”[Hadits Riwayat Muslim, lihat Mukhtashar Shahiih Muslim no. 1775]
  9. Hendaknya kita bergaul dengan cara yang baik dan ramah dalam berdakwah mengajak orang-orang yang menyelisihi dakwah kita. Agar sesuai dengan manhaj dan pemahaman Salafush Shalih.
  10. Dan selamanya kita harus berpegang teguh pada firman Allah Jalla Jalaluhu
  11. “Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”
  12. [An-Nahl : 125]
  13. Orang yang paling berhak diperlakukan dengan cara hikmah adalah orang yang paling keras menentang kita dalam prinsip dan aqidah kita. Hal ini kita lakukan agar tidak tertumpu pada kita dua beban yang berat, beratnya dakwah haq yang telah dianugrahkan Allah Jalla Jalaluhu kepada kita kemudian dibebani lagi dengan jeleknya cara dakwah kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
  14. Aku berharap dari semua saudara-saudaraku yang berada di setiap negeri Islam, agar melaksanakan adab-adab yang Islami ini, semata-mata karena mengharap wajah Allah ‘Azza wa Jalla dan tidak mengharap balasan dan tidak pula ucapan terima kasih dari manusia.

Sumber : ummusalma.wordpress.com

Friday 1 June 2012

Hasad / Dengki

Dengki Hasad. Hasad atau dengki adalah sifat seseorang yang tidak suka orang lain lebih darinya atau tidak suka orang lain mendapatkan kenikmatan Allah baik itu dengan keinginan kenikmatan tersebut hilang darinya atau tidak, bila disertai perasaan ingin menghancurkan milik orang lain maka ini merupakan hasad tingkat tinggi dan paling jelek. Contohnya adalah seperti hasadnya Iblis kepada Adam. Demikian pengertian hasad dengki ini

Sifat hasad ini dapat digambarkan dengan berbagi contoh perilaku, misalnya tetangga kita memiliki kelebihan harta benda, atau anak atau istri yang cantik atau memiliki kedudukan dan nama baik dimasyarakat, lalu kita iri dan dengki kepadanya, baik berusaha jelek merusaknya ataupun tidak. Sifat hasad ini dapat membuat orang berbuat zhålim kepada tetangganya, bahkan sampai terjatuh kedalam hal menjelek-jelekkannya didepan orang lain. Tentu ini akan menjadikan suasana bermasyarakat yang tidak kondusif.

hasad, dengki, Mencari Ilmu

Pengaruh dan bahaya hasad bagi seorang muslim tidaklah bisa dianggap enteng. Berikut pengaruh bahaya hasad :
  1. Sifat hasad ini merupakan sifat kaum yahudi yang dilaknat Allah Ta'ala. Sehingga siapa yang memilikinya berarti telah menyerupai mereka. Allah berfirman tentang hasad ini, yang artinya: "Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS. 4:54)
  2. Setiap orang lain mendapatkan kenikmatan, semakin besar dan kuat api hasad dalam dirinya yang timbul. Sehingga hal tersebut menyebabkan ia selalu penasaran dan duka serta hatinya terbakar api hasad tersebut.
  3. Orang yang memiliki sifat hasad tidak dapat menyempurnakan imannya. Hal ini dikarenakan ia tidak akan dapat mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Padahal Rasulullah shallallahu a'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak sempurna iman salah seorang kalian sampai cinta untuk saudaranya seperti cinta untuk dirinya." (Muttafaqun Alaihi)
  4. Hasad memakan dan melumat kebaikan yang dimilikinya sebagaimana api memakan dan melumat kayu bakar yang kering. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Jauhkanlah (oleh kalian) dengki (hasad) karena ia akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar."(HR. Abu Daud)
  5. Hasad mencegah pemiliknya dari berbuat amal kebaikan dan kemanfaatan. Hal ini karena ia selalu sibuk dengan memikirkan dan melihat milik orang lain sehingga seluruh hidupnya hanya untuk memikirkan bagaimana datangnya kenikmatan pada orang lain dan bagaimana cara menghilangkannya.
  6. Menyusahkan diri sendiri sebab ia tidak mampu merubah sedikitpun takdir Allah. Allah telah memberikan nikmat pada orang lain dan tidak akan tercegah dan terhalangi oleh ulah orang yang hasad tersebut. Walaupun ia telah berusaha dengan mencurahkan seluruh kesungguhan dan kemampuannya tidak akan mungkin merubah takdir Allah yang sudah ditetapkan. Sehingga semua usahanya hanyalah sia-sia belaka.