Warung Bebas

Tuesday, 28 February 2012

Adab Salam

Adab Salam
Salam berarti memohon perlindungan atau keselamatan kepada Allah.Salam merupakan salah satu nama dari nama-nama Allah yang baik, yang mengisyaratkan doa "Semoga Allah menjadi penjaga dan pelindungmu !" Sebagaimana juga perkataan, "Semoga Allah bersamamu !"Maksudnya menjaga, memberi pertolongan dan mengasihi
(Shifat Shalat An-Nabi.Al-Albani dalam catatan kaki hal 142).

Berikut adalah beberapa adab dalam memberikan salam yaitu :

1. Yang lebih muda hendaklah memberi salam kepada yang lebih tua sebagai penghormatan kepadanya, orang yang lewat memberi salam kepada yang duduk, orang yang berkendaraan memberi salam kepada pejalan kaki, dan orang yang lebih sedikit memberi salam kepada orang yang lebih banyak, karena yang lebih banyak itu lebih utama.

Semua ini terungkap dalam hadist dari Abu Hurairah r.a dimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Hendaklah orang yang lebih kecil(muda) memberi salam kepada orang yang lebih besar (tua), orang yang lewat kepada orang yang sedang duduk, orang yang sedikit kepada yang banyak ".
( HR. Bukhari (6231) ).
Dalam riwayat lain disebutkan : " Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada pejalan kaki "
( HR. Bukhari (6232) ; Muslim (2160) ).

Akan tetapi, jika mereka yang sepantasnya menyampaikan salam terlebih dahulu tidak melakukan sunnah ini, maka hendaklah pihak lain tidak berdiam diri agar salam tidak hilang begitu saja dan semuanya bisa mendapatkan pahala.

Dalam riwayat dari Anas r.a disebutkan bahwa ia pernah lewat di depan beberapa orang bocah, lalu ia memberi salam kepada mereka.Setelah itu, ia mengatakan : "Rasulullah pernah melakukan hal yang sama."
(HR. Bukhari , Muslim ).

adab salam, adab memberikan salam, memberikan salam, Mencari Ilmu

2. Salam hendaklah diucapkan dengan kata jamak, meski yang diberi salam hanya seorang.Tujuannya agar salam tersebut juga meliputi malaikat.namun bila dengan kata tunggal pun tidak mengapa, seperti kalimat "Assalamu 'alaika " atau " Salamun 'alaika " dengan menggunakan isim nakirah.Yang menjawab dengan menggunakan wawu 'athaf ( yang berarti dan ) dengan mengatakan : "Wa'alaikum salam."

3. Salam hendaknya didengar oleh orang yang dituju. Apabila ia tidak mendengar, maka yang mengucapkan belum mengamalkan Sunnah.

Salam hadist Ibnu Umar r.a disebutkan (sabda Rasulullah ) :
"Apabila kalian mengucapkan salam, maka perdengarkan, karena ia merupakan penghormatan dari sisi Allah "
( HR. Bukhari ).

Apabila kita memasuki suatu tempat yang disana terdapat orang yang sedang tidur dan terjaga, maka ucapkanlah salam yang bisa didengar oleh yang terjaga saja, dan jangan membangunkan orang yang sedang tidur.

4. Berjabat tangan ketika bertemu dengan mengeratkan telapak tangan.Perilaku semacam ini mengandung fadhilah yang besar.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Orang mukmin itu bila bertemu sesama mukmin, lalu memberi salam dan menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa-dosa keduanya, layaknya daun yang berguguran dari pohon."
( Disebutkan oleh Al Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, ia mengatakan :"Aku tidak mengetahui ada masalah pada diri para perawinya ).

5. Menghadapkan wajah pada orang yang memberi salam dengan raut muka yang berseri dan menggambarkan kelembutan serta akhlak yang mulia.Hal ini termasuk membalas ucapan selamat dengan yang lebih baik.

6. Tidak mengkhususkan salam hanya untuk orang yang dikenal, namun salam hendaknya diucapkan kepada orang yang dikenal dan yang belum dikenal.

Dari riwayat Abdullah bin Amr r.a bahwasannya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
"Islam yang bagaimanakah yang paling baik ?" Beliau menjawab : "Kamu memberi makanan ( kepada orang lain), membacakan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang belum kamu kenal."
( HR. Bukhari , Muslim ).

7. Mengucap salam terlebih dahulu sebelum berbicara apapun.
Dari riwayat Ibnu Umar r.a bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Barangsiapa memulai pembicaraan sebelum (mengucapkan) salam, maka jangan dijawab."
( HR. Ath Thabrani ).
8. Mamulai salam sesuai dengan tingkat keagamaan seseorang, misalnya para ulama dan tokoh yang terkenal kebaikannya, mereka didahulukan sebagai bentuk penghormatan, berbeda dengan mereka yang hanya punya kedudukan duniawi
( Hal ini disebutkan oleh Al-Qurthubi ).

9. Mengulang salam kepada seseorang yang bertemu berulang kali, meski belum lama berpisah.
Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Apabila salah seorang dari kalian bertemu dengan saudaranya (sesama muslim), hendaklah ia mengucap salam kepadanya.Apabila mereka terhalang pohon, tembok atau batu besar, lalu mereka mereka bertatap muka, maka hendaklah ia tetap megucapkan salam "
( HR. Abu Dawud (5200) ).

10. Tidak mengucapkan salam dengan isyarat, baik dengan menggunakan jari, seluruh tangan atau kepala.
dari Riwayat Jabir r.a bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
"Salam seseorang dengan satu jari menunjukkan perbuatan yahudi."
( HR. Ath-Thabrani ).

11. Tidak memulai dengan ucapan "Alaikassalam ".
dari riwayat Abu Jurai Jabir bi Sulaim Al-Hijaimi, ia berkata : "Aku pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan langsung berkata : "Alaikassalam ya Rasulullah !
Beliau menjawab : "Jangan katakan 'Alaikassalam, karena itu ucapan penghormatan untuk orang mati."
( HR. Abu Dawud ).

12. Tidak memberi salam atau menjawab salam ahli bid'ah, atau yang terkenal sebagai pelaku dosa besar, sampai jelas bahwa ia bertaubat.

13. Tidak mulai memberi salam kepada orang kafir, dan bila disalami oleh mereka hanya dijawab :"Wa'alaik."
Dari riwayat Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
"Jangan kalian memberi salam terlebih dahulu kepada orang Yahudi dan Nasrani.Apabila kalian bertemu dengan mereka di jalanan, maka desaklah mereka ke tempat yang lebih sempit."
( HR. Muslim ).

Alasan larangan ini adalah, karena salam itu menyebabkan rasa kasih sayang dan Allah melarang hal itu dalam firman-Nya :
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka."
( QS. Al-Mujaadilah (58) : 22 ).

Diposting ulang di : Mencari Ilmu
Sumber : Menebar Kebaikan

Tuesday, 21 February 2012

Keabadian Akhirat

Keabadian Akhirat.Melanjutkan postingan kemarin kawan tentang mencari rejeki maka hari ini Mencari Ilmu akan berbagi artikel islami kembali kawan.Dan pembahasan hari ini adalah mengenai keabadian akhirat dan semoga artikel keabadian akhirat ini bermanfaat kawan.

Apakah kita ingin selalu awet muda, sehat, kaya, dan tidak akan mati ? Jika kita menginginkan itu, maka bukan di dunia tempatnya, tapi di keabadian akhirat dan semoga artikel akhirat.Kehidupan dunia ini telah Allah ciptakan untuk sebuah penderitaan dan kefanaan.Allah Subhanahu Wa Ta'ala saja menyebutnya sebagai "Main-main, sendau gurau, dan penuh tipu daya."

keabadian akhirat, akhirat nan abadi, mencari ilmu

Dibawah ini ada sebuah kisah mengenai seorang penyair.Pernah seorang penyair hidup tanpa uang dan tidak punya apa-apa, padahal dia sedang dipuncak keemasannya.Dia pernah berusaha mencarinya, tapi tak mendapatkannya.
Pernah mencoba menikahi seorang gadis, tapi gagal.Ketika kemudian usianya sudah lanjut, rambutnya telah beruban dan tulang-tulangnya telah rapuh, harta itu datang sendiri kepadanya darimana saja, isteri tak susah didapat, juga tempat tinggal.Tapi ini justru membuatnya mengeluh.

Dia lalu bersyair :
" Apa yang kuharapkan saat berusia dua puluhan
kudapatkan saat umurku lewat tujuh puluhan
Wanita-anita cantik Turki mengelilingi diriku,
laksana kijang di tengah-tengah pegunungan
Orang-orang berkata, keluhanku membuatmu tak nyenyak tidur.
Semalam apa yang engkau keluhkan ?
Kujawab usia delapan puluhan ".

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
" Dan, apakah Kami tidak memanjangkan umurmu alam masa cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan ".
( QS. Fathir : 37 ).

" Dan, mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami ".
( QS. Al-Qashash : 39 ).

" Dan, tiadalah kehidupan ini melainkan sendau gurau dan main-main ".
( QS. Al-'Ankabut : 64 ).

Perumpamaan kehidupan ini adalah seorang musafir yang sedang bernaung di bawah sebatang pohon, yang sejenak kemudian pergi dan meninggalkan pohon itu.Marilah kita belajar dari hal tersebut.Marilah kita hidup didunia ini untuk bekal kehidupan nan abadi di akhirat kelak.

Dipublish ulang di : Mencari Ilmu
Sumber : Menebar Kebaikan

Tuesday, 14 February 2012

Mencari Rejeki

Mencari Rejeki.
Bismillahirrahmanirrahiim
Maha Suci Sang Pencipta dan Pemberi rejeki.Dia memberi rejeki kepada ulat yang ada di dalam tanah, kepada ikan yang ada di air, kepada burung yang ada di udara, kepada semut yang ada di kegelapan, dan kepada ular yang ada di antara bebatuan yang kasar.Dan hari ini Insya Allah, Mencari Ilmu akan berbagi sedikit mengenai sebuah kisah dalam hal Mencari Rejeki

Ibnul Jauzi pernah mengemukakan sebuah kisah yang menarik tentang seekor ular buta dalam rangka mencari rejeki.Ketika ular tersebut melilitkan tubuhnya di atas pohon kurma, seekor burung datang membawa sepotong daging dan menyuapkannya ke mulut ular.

Saat mendekati ular, si burung mengeluarkan bunyi-bunyian dan bersuit sampai ular tersebut membuka mulutnya.Baru setelah itu, si burung memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.Maha Suci Allah yang telah membuat burung ini menurut pada sang ular.

mencari rejeki,Mencari Ilmu, Rejeki

"Dan, tiadalah burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat ( juga ) seperti kamu."
( QS. Al-An'am : 38 ).

Maryam, ibu Nabi Isa, selalu mendapatkan rejekinya setiap pagi dan sore di dalam mihrab.Ketika ditanya : " Darimana kau mendapatkan ( semua ) ini, Maryam ?" " Itu ( semua ) dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberi rejeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas."

Oleh sebab itu, tak usah bersedih, sebab rejeki itu telah dijamin.
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.Kami akan memberi rejeki kepadamu dan kepada mereka."
( QS. Al-An'am : 151 ).

Dan perlu diketahui oleh umat manusia, bahwa Dzat yang memberi kepada orang tua dan anak itu adalah Dzat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan

Dzat yang memiliki perbendaharaan harta yang sedemikian besar dan agung itu telah memberi jaminan rejeki pada semua manusia.Lalu mengapa kita bersedih, padahal Allah telah menanggung semuanya ?
"Maka mintalah rejeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepadaNya. "
( QS. Al-'Ankabut : 18 ).
"Dan Rabbku, yang Dia memberi makan dan minum padaku."
( QS. Ays-syu'ara : 79 ).

Sumber Mencari Ilmu : Menebar Kebaikan

Tuesday, 7 February 2012

Cinta Dalam Islam

Cinta Islam.
Islam datang, kemudian membuatkan syariat, menggariskan akidah, pemikiran, konsepsi, dan akhlak.Islam mengatur semua itu dan mengarahkannya kepada Dzat Yang Maha Tunggal.Maka inilah Cinta dalam Islam

Suatu ketika, Rasululluh Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berdiri di atas mimbar dan berkhotbah kepada para shahabat, namun tiba-tiba salah seorang Arab Badui menyela pembicaraan beliau.Beliau pun menoleh kepadanya dan bertanya : "Ada apa denganmu ?"

Ia balik bertanya : "Kapan terjadinya kiamat ?" Beliau pun diam, kemudian melanjutkan khotbahnya.Setelah selesai, beliau bertanya kepada orang itu : "Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi kiamat ?"

Ia menjawab : "Ya Rasululluh, demi Allah, aku belum menyiapkan diri untuk menghadapinya dengan banyak mengerjakan shalat, puasa, atau sedekah.Hanya saja, aku mencintai Allah dan RasulNya ".

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kemudian bersabda : "Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai ".
( HR. Bukhari (3688, 7153) dan Muslim (2639) dari shahabat Anas bin Malik r.a ).

cinta dalam islam,cinta Islam,Islam Cinta

Hasan Al-Bashri mengomentari hadist di atas berkata : "Janganlah kalian sampai tertipu oleh cinta begitu saja.Demi Allah, yang tiada sesembahan yang berhak diibadahi selain Dia, kaum Nabi 'Isa putra Maryam juga sangat mencintai beliau sampai akhirnya menuhankan beliau.Dengan demikian, kecintaan yang mereka berikan itu menyebabkan mereka masuk neraka.

Imam Ghozali dalam kitab Al-Ihya' membawakan riwayat bahwa Ibnu Umar r.a pernah berkata : "Demi Allah, seandainya aku infakkan seluruh hartaku di jalan Allah, lalu aku berpuasa di siang hari tanpa pernah berbuka, dan selalu shalat malam tanpa pernah tidur, kemudian aku bertemu dengan Allah, namun aku tidak mencintai para pelaku ketaatan dan tidak membenci para pelaku kemaksiatan, maka aku khawatir jika Allah kelak akan menelungkupkan wajahku di dalam neraka ".

Bertolak dari sinilah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjadikan cinta sebagai akidah.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : "Barangsiapa mencintai Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menolak karena Allah, maka telah sempurnalah imannya ".
( HR. Abu Dawud (4681) dari Abu Umamah r.a ).
Cinta itu terbagi menjadi dua macam, yakni cinta yang bersifat fithri jibili ( sudah fitrahnya manusia diciptakan dengan sifat itu ) dan cinta yang bersifat sababi kasbi ( hasil upaya manusia ).

Cinta yang bersifat fithri jibili, seorang hamba tidaklah dicela karenanya.Sebab, Allah memang telah menciptakannya di atas fithrah seperti itu, seperti kecintaan seseorang kepada makanan, kecintaan kepada air, kecintaan kepada anak, isteri dan teman-teman.

Adapun cinta yang bersifat sababi kasbi adalah cinta irodi ( kehendak dan pilihan manusianya sendiri ), dimana Allah akan menghisab manusia atas cinta ini jika sampai memalingkannya untuk selain mencari keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah ditanya : "Bagaimana Allah berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan ( musuh ), maka berteguhlah hatilah kamu dan sebutlah ( nama ) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung "
( QS. Al-Anfal (8) : 45 ).

Bagaimana Allah mengingatkan mereka agar menyebut nama-Nya pada saat-saat genting seperti itu.Bukankah di sana ada waktu selain waktu pertempuran dengan musuh, waktu perang dan waktu bertemunya pedang ?"

Beliau menjawab : "Sesungguhnya orang-orang yang dicintai itu menjadi terhormat disebabkan karena menyebut pihak yang mereka cintai pada saat-saat genting.

Tidakkah kalian pernah dengar syair yang dibawakan oleh 'Antaroh ketika ia berkata tentang kekasihnya :

Aku sebut namamu ketika anak panah menusukku
Sementara itu darah pun mengucur dari tubuhku
Aku ingin mengecup pedang itu
Karena ia berkilau seperti keberserian senyum bibirmu

Orang-orang jahiliyah dahulu saling memberikan pujian, bahwa mereka menyebut kekasih mereka pada waktu berkecamuknya perang.Lalu Allah hendak mengubah keyakinan yang berbau dosa itu dengan menyebut nama-Nya pada saat - saat genting.Oleh karena itu, termasuk dzikir yang paling utama adalah menyebut nama Allah pada saat bertempur melawan musuh-Nya.

Sumber mencari Ilmu : Menebar Kebaikan

Thursday, 2 February 2012

Pesan Seorang Ibu

Pesan Ibu
Ada sebuah pesan yang telah ditemukan di antara pesan-pesan dari kaum wanita Arab, yaitu pesan Umamah binti Harits, yang biasa dijuluki dengan panggilan Ummu Iyas binti 'Auf.Pesan ibu kepada putrinya yang akan menikah.Pesan yang disampaikan antara lain :

"Wahai putriku, sesungguhnya engkau sekarang beranjak dari nuansa yang selama ini engkau hidup di dalamnya dan engkau tinggalkan kehidupan yang selama ini biasa engkau alami. Seandainya ada seorang wanita yang tidak memerlukan suami karena kedua orang tuanya berkecukupan dan keduanya sangat memerlukannya, maka engkau adalah seorang wanita yang tidak memerlukan suami.

pesan ibu,pesan ibu bijak,pesan ibu kepada anaknya yang akan menikah

Akan tetapi, sudah menjadi takdir bagi wanita untuk diciptakan bagi laki-laki, begitu juga sebaliknya, laki-laki diciptakan untuk wanita.Oleh karena itu, kusampaikan beberapa pesan agar engkau bersama suami dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan baik :

1. Patuhlah kepada suami dengan menerima apa adanya dan mendengar kata-katanya dengan baik disertai ketaatan.

2. Senantiasalah engkau memperhatikan apa yang biasa dilihat matanya dan dicium oleh hidungnya.Untuk itu, jangan sampai pandangan matanya melihat hal yang buruk darimu dan jangan sampau hidungnya mencium darimu, kecuali bau yang harum.

3. Senantiasalah engkau memperhatikan waktu tidur dan waktu makannya, karena sesungguhnya ketegangan rasa lapar itu amat membakar dan kurang tidur itu dapat menimbulkan emosi kemarahan.

4. Jagalah hartanya dan peliharalah keluarga dan anak-anaknya.Adapun hal terpenting berkaitan dengan hartanya adalah mengaturnya dengan baik dan yang berkaitan dengan anak-anaknya adalah memelihara mereka dengan baik.

5. Janganlah engkau mendurhakai perintahnya dan jangan engkau membocorkan rahasianya, karena sesungguhnya jika engkau menentang perintahnya, berarti engkau akan membuat dadanya bergejolak, dan jika engkau membocorkan rahasianya, berarti engkau tidak akan luput dari penghianatannya.Selanjutnya, hati-hatilah jangan sampai engkau memperlihatkan sikap gembira di hadapannya, sedang dia dalam keadaan bersedih, dan jangan pula engkau memperlihatkan eksedihan di hadapannya, sedang dia dalam keadaan gembira."

Sumber : Menebar Kebaikan

Monday, 30 January 2012

Manfaat Dan Peran Ciuman Dalam Rumah Tangga

Manfaat Dan Peran Ciuman Dalam Rumah Tangga.

Banyak orang yang menikah tanpa berbekal pengetahuan memadai tentang pernikahan.Dia hanya tahu bahwa pernikahan adalah relasi yang sah secara syar'i antara laki-laki dengan perempuan, yang terbungkus dalam konsep yang berbeda-beda seiring perbedaan level sosial dan intelektual masing-masing orang.Perseptif Islam tentang pernikahan sebenarnya jauh lebih integral dan komprehensif daripada itu.Karena Allah menjadikan pernikahan sebagai penenang dan penentram.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :" Dan salah satu tanda kekuasaanNya adalah Dia menciptakan pasangan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenang padanya.Dia juga menjadikan rasa kasih sayang di antara kamu.Sungguh, dalam hal itu terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir ".
( QS. Ar-Rum : 21 ).

manfaat ciuman.ciuman dalam rumah tangga,manfaat ciuman bagi suami istri

Salah satu hal yang dapat menciptakan suasana yang baik, romantis dalam kehidupan rumah tangga adalah memberikan ciuman.Ciuman memiliki manfaat penting bagi kesehatan emosional, psikis, dan fisik manusia.Ibu menciumi anaknya setelah lahir, lalu anak itu di ciumi oleh ayah dan saudara-saudaranya.

Ciuman memiliki efek positif, laksana sihir dalam memberikan perasaan bahagia ke dalam perasaan anak-anak, membuat mereka merasakan cinta, kasih sayang, kehangatan, keamanan, dan kenyamanan.Ciuman juga memberikan mereka rasa percaya diri, karena ia membuat mereka merasa dicintai dan diinginkan.

Kebutuhan manusia akan ciuman terus berlanjut sepanjang hidupnya.Karib kerabat dan shahabat-shahabat berciuman satu sama lain dalam berbagai kesempatan.Pasangan suami isteri pun saling berciuman sepanjang kehidupan rumah tangga mereka, sampai berapa tua pun usia mereka.

Ciuman antara suami isteri tidak selalu bermotif seksual.Ia merupakan salah satu cara mengungkapkan perasaan dan isi hati.Ia cara terbaik untuk menyatakan permintaan maaf.Ia juga cara yang efektif untuk menyatakan keterpesonaan, rasa terima kasih, dorongan moril, atau lainnya.

Salah satu perusahaan asuransi jiwa di Amerika mengadakan penelitian tentang efek ciuman terhadap kehidupan manusia.Hasil yang didapatnya sebagai berikut :
Ciuman di pagi hari memiliki efek terapis yang lebih ampuh daripada apel.Suami yang dicium isterinya pada pagi hari sebelum berangkat kerja lebih jarang tertimpa kecelakaan lalu lintas, karena dia lebih tenang dan lebih mengendalikan syarafnya.Dia lebih mampu menanggung tekanan dan beban pekerjaan.Selain itu, pikirannya lebih rileks, tenang, santai,stabil, bahagia dan puas.

Dr.Coleman mengatakan : " Penelitian yang dilakukan terhadap ribuan orang menegaskan bahwa ciuman di pagi hari memicu sekresi tertentu dan proses kimiawi yang dapat membuat seseorang merasa nyaman dan tentram sehingga berpengaruh pada emosi-emosi batinnya."

Apabila istri mengetahui dan menyadari peran positif ini dalam memberi ketenangan dan kedamaian bagi suaminya, maka hendaklah dia memberikan suaminya ciuman hangat agar sang suami membalasnya sama.Betapa indahnya kehidupan jika disertai emosi dan perasaan yang timbal balik.

Sumber Mencari Ilmu : Menebar Kebaikan

Thursday, 26 January 2012

Akhlaq Mulia

Akhlak Baik dan Mulia.Alhamdulillah setelah hampir 2 bulan terakhir vakum maka hari ini kita kembali akan memposting mengenai akhlaq baik dan semoga bermanfaat kawan-kawan semuanya...

Pendidikan akhlak baik kepada generasi muda dimulai semenjak mereka berada dalam masa kanak-kanak, baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam sebuah lembaga pendidikan. Walaupun, pada akhirnya itu semua kembali kepada hidayah dari Allah ‘azza wa jalla. Namun setidaknya, telah ada upaya dengan penuh kesungguhan dari diri kita yang diiringi dengan doa kepada Allah ‘azza wa jalla. Semoga anak cucu kita menjadi generasi yang berakhlak dengan akhlak yang mulia.

Dalam hal ini, sosok yang sangat pantas untuk kita jadikan sebagai teladan adalah Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau telah mengaplikasikan sifat-sifat yang mulia semenjak masa kanak-kanak. Sehingga tidaklah mengherankan ketika di kemudian hari beliau menjadi orang kepercayaan di kalangan kaumnya sebelum diangkat menjadi nabi dan menerima banyak pujian dari mereka.

Allah ‘azza wa jalla telah memberikan pujian kepada beliau dalam firman-Nya
(artinya): ”Dan sesungguhnya kamu Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam 4)
Sungguh telah terkumpul pada diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akhlak-akhlak yang baik seperti rasa malu, kedermawanan, keberanian, menepati janji, suka menolong, kecerdasan, lembut, memuliakan anak yatim, kejujuran, menjaga harga diri, menjaga kesucian hati, dan lain-lain.

‘Aisyah radhilyallahu ‘anha, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, pernah ditanya tentang akhlak beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia menjawab: “Maka sesungguhnya akhlak Nabi Allah Muhammad adalah Al-Qur‘an.” HR. Muslim dan Abu Dawud

akhlaq mulia,akhlaq baik

Allah ‘azza wa jalla berfirman (artinya):

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah." QS. Al-Ahzab 21

Sahabat Anas bin Malik radhilyallahu ‘anhu mengatakan

“Rasulullah adalah manusia yang paling baik akhlaknya.” HR. Al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud

Di tengah-tengah gencarnya dakwah tauhid yang diserukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tetap memberikan porsi kepada pembenahan akhlak. Hal ini tercermin dari sabda beliau

“Hanya saja aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” HR. Al-Baihaqi dan Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad

Keutamaan Akhlak yang Mulia

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menerangkan tentang keutamaan akhlak yang mulia, beliau bersabda :
“Tidak ada sesuatu yang diletakkan dalam timbangan di hari kiamat kelak yang lebih berat daripada akhlak yang baik. Dan sesungguhnya seorang yang berakhlak baik akan bisa mencapai derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat (sunnah).” HR. At-Tirmidzi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.” HR. At-Tirmidzi

Urgensi Akhlak yang Baik dalam Dakwah

Akhlak yang mulia merupakan bekal berharga yang tidak boleh dianggap remeh oleh seorang da’i juru dakwah yang terjun ke masyarakat dalam rangka mengemban tugas yang agung nan mulia yaitu berdakwah ke jalan Allah. Akhlak yang mulia akan memberikan pengaruh yang luar biasa di hati-hati manusia.

Para pembaca yang berbahagia! Amalan dakwah ke jalan Allah merupakan amalan yang cukup berat, yang membutuhkan perjuangan fisik dan mental dari seorang da’i. Yang demikian itu memang sebanding dengan pahala dan keutamaannya yang besar. Oleh karena itulah, yang mampu mengemban tugas berat ini hanyalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat agung dan mulia dalam kehidupannya. Bukan orang-orang yang kasar perangainya, kotor dan tajam lisannya, sempit pandangannya, jelek pergaulannya, dan yang memiliki sifat-sifat tercela lainnya.

Seorang da’i, apabila telah mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan bekal akhlak yang mulia, niscaya dakwah ke jalan Allah yang ia serukan akan berguna dan memberikan manfaat serta akan lebih mudah untuk diterima di hati masyarakat.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah mengatakan dalam ceramahnya ketika memberikan nasehat kepada para pemuda tentang masalah Kebangkitan Islam bahwasanya dakwah Islam akan bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan apabila para pemikul amanah tersebut memiliki beberapa bekal. Beliau menyebutkan beberapa bekal yang berkaitan dengan akhlak, di antaranya adalah:

1. Seorang da’i wajib memiliki sifat hikmah dalam berdakwah. Hendaklah ia tidak terburu-buru untuk menikmati hasil dalam usahanya merubah keadaan masyarakat yang jelek menjadi baik. Kemudian kata beliau …Dan sungguh –demi Allah– saya sangat senang sekali melihat kecemburuan para pemuda dan semangatnya dalam membasmi kemungkaran, menegakkan kebenaran serta memerintahkan kepada kebaikan. Namun aku lebih suka –demi Allah– dengan sepenuh hatiku, apabila mereka melandasi langkah-langkah tersebut dengan cara hikmah. Walaupun hasilnya agak lambat namun akan membawa akibat yang terpuji…

Kemudian beliau menyebutkan dalilnya, yaitu firman Allah (artinya):

”Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS. An-Nahl 125

2. Memiliki sifat sabar dengan mengharap pahala dari Allah. Betapa banyak para generasi muda yang setelah mendapat hidayah untuk berjalan di atas jalan generasi salaf yang shalih, mereka bersemangat mengajak keluarganya kepada jalan tersebut. Namun kemudian datang berbagai keluhan dari mereka, bahwasanya mereka mendapatkan tekanan dari kedua orangtuanya baik dalam bentuk celaan, ejekan atau fitnah.

Maka wajib bagi kita untuk bersabar (dari cobaan tersebut) dengan mengharap pahala dari Allah dan tidak boleh putus asa. Dan jangan menjadikan hal itu sebagai penghalang dari dakwah ke jalan Allah.
Allah telah berfirman (artinya): ”Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” QS. Ali Imran 200

3. Berhias dengan akhlak yang mulia. Seorang da’i harus mencerminkan diri dalam kehidupannya sesuai dengan apa yang ia serukan. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap seorang da’i yang memberikan nasehat kepada umatnya untuk beramal sesuatu, namun ia sendiri tidak mengamalkannya? Demikiankah ?

4. Melandasi dakwahnya dengan kelemahlembutan. Tidak kasar atau selalu keras dalam cara penyampaian. Tidak tajam atau kotor dalam berbicara.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Allah memberikan kepada kelembutan apa yang tidak Dia berikan kepada kekasaran dan yang lainnya”. HR. Muslim

5. Menghidupkan sunnah ziarah saling mengunjungi saudara sesama muslim. Sunnah ini telah diabaikan oleh kebanyakan kaum muslimin. Sesungguhnya sunnah ini akan menumbuhkan kelembutan hati dan kecintaan kepada sesama muslim. Dan seorang da’i memiliki peran besar dalam mengamalkan sunnah ini.

6. Tidak boleh berputus asa tatkala melihat berbagai kerusakan di tengah masyarakat.

Cita-cita atau harapan merupakan pendorong yang kuat dan usaha demi keberhasilan dakwah. Sebagaimana putus asa merupakan sebab kegagalan dan berhentinya sebuah dakwah.

Pengaruh Akhlak yang Mulia

Berikut ini adalah contoh-contoh kisah tentang bagaimana akhlak yang mulia mampu memberikan pengaruh yang luar biasa dalam hati manusia sekalipun mereka adalah orang kafir.

1. Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan kaum musyrikin Quraisy di bukit Shafaa dalam rangka menjelaskan tentang risalah Islam. Beliau mengatakan kepada mereka: “Bagaimana menurut kalian apabila aku kabarkan kepada kalian bahwasanya akan keluar kuda dari balik kaki bukit ini, apakah kalian akan mempercayaiku?” Mereka menjawab: “Kami belum pernah mendapatimu berdusta.” HR. Al-Bukhari dan Muslim

2. Sahabat Anas bin Malik menceritakan,”Suatu hari kami para sahabat sedang duduk-duduk di masjid bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba datanglah seorang arab kampung masuk ke dalam masjid kemudian kencing di dalamnya. Maka dengan serta merta para sahabat pun menghardiknya. Rasulullah bersabda, Jangan menghardiknya! Biarkan dia hingga tuntas kencingnya! “(Setelah selesai dari kencingnya) Rasulullah memanggil orang tersebut kemudian menasehatinya Sesungguhnya yang namanya masjid, tidak pantas untuk tempat kencing, tidak juga tempat kotoran. Hanya saja masjid itu sebagai tempat untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al-Qur‘an. Atau sebagaimana sabda Rasulullah. Kemudian Rasulullah memerintahkan seseorang untuk menyiram kencing orang arab kampung tersebut, maka ia membawa seember air kemudian menyiramkannya ke tempat kencing tersebut. HR. Muslim

Dalam riwayat Al-Bukhari disebutkan bahwasanya sahabat Abu Hurairah menceritakan,”(Suatu hari) kami shalat bersama Rasulullah. Kemudian di tengah-tengah shalat A‘rabi itu berdo‘a, “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad. Dan jangan engkau rahmati siapapun selain kami berdua.” Setelah selesai salam, Rasulullah bersabda kepada A‘rabi tersebut, Sungguh, engkau telah mempersempit rahmat Allah yang luas.

Dalam riwayat Ahmad dari hadits Abu Hurairah diceritakan (A‘rabi yang pernah kencing di masjid itu) mengatakan –setelah dia berilmu–, “Rasulullah ketika itu (peristiwa kencing) menasehatiku. Beliau tidak mencelaku, memarahiku, tidak pula memukulku”.

3. Dalam sebuah kisah yang diceritakan oleh Abu Sufyan ketika beliau berdagang di negeri Syam, beliau dipanggil oleh Heraklius kaisar Romawi. Dan Heraklius mulai bertanya kepada Abu Sufyan ketika itu beliau masih kafir tentang sosok Rasulullah. Ia bertanya,”Apakah kalian pernah menuduhnya sebagai pendusta sebelum ia menyampaikan sesuatu (risalah Islam)?” Abu Sufyan menjawab,” Tidak pernah.” Ia bertanya lagi,”Apa yang diperintahkannya kepada kalian?” Abu Sufyan menjawab,”Dia memerintahkan untuk beribadah kepada Allah semata dan tidak boleh menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, memerintahkan untuk meninggalkan ucapan nenek moyang, memerintahkan untuk menegakkan shalat, zakat, berkata jujur, menjaga harga diri, menyambung tali persaudaraan. . .” HR. Al-Bukhari

Referensi:

“Ash Shahwah Al-Islamiyah, Dhawabith wa Taujihat”, Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin.

Sumber : Buletin Al-Ilmu