Warung Bebas

Wednesday, 28 March 2012

Kiat dan Tips Menjadi Pemimpin

Kiat dan Tips Menjadi Pemimpin.Sesungguhnya, Islam tidak memandang seorang pemimpin sebagai kehormatan, melainkan sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Seorang kepala desa akan dimintai pertanggungjawaban atas segala sesuatu yang terjadi di dalam desa-nya. Demikian pula dengan Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, dan tentu saja, Presiden.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :"Setiap kamu adalam pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu itu"(HR. Bukhari ).

kiat menjadi pemimpin, tips menjadi pemimpin,Mencari Ilmu

Pemimpin pada hakekatnya adalah pelayan, karena ia harus melayani orang-orang yang ada dalam tanggung jawabnya.Berikut ini beberapa kiat dan tips menjadi pemimpin yang sholeh :
  1. Yakinilah bahwa ia adalah amanah yang ada pertanggungjawabannya, baik dalam dunia maupun nanti di akherat kelak, sehingga ia akan berhati-hati.
  2. Berusaha berlaku adil dalam mengambil keputusan, tidak memihak kemanapun kecuali kepada kebenaran dan keadilan Insya Allah akan dicintai Allah dan manusia.
  3. Konsekuen, baik menyangkut diri sendiri maupun orang lain.Jika tidak konsekuen, hanya akan melahirkan permusuhan dan ketidakpercayaan orang kepada pemimpin.
  4. Tidak menampakkan dan memamerkan kekayaan secara berlebihan, karena akan mematikan sikap simpati kepadanya.Pemimpin yang penampilannya sederhana lebih disukai oleh yang dipimpinnya.
  5. Tidak sombong dan angkuh kepada siapapun, sehingga membuat orang lain nyaman bersamanya.
  6. Lebih dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagai tempat menyandarkan segala perkara serta permasalahan.
Sumber : Muhasabah

Sunday, 25 March 2012

Memaafkan Kesalahan

Memaafkan Kesalahan.Terkadang dalam perjalanan pertemanan ataupun sebuah persahaban kita seringkali timbul perselisihan, salah paham dan lain sebagainya.Dan sangat tidak pantas menjauhi satu atau dua kebiasaan buruk yang tidak bisa kita terima, sementara selebihnya baik.Dalam konteks ini, satu atau dua kesalahan masih dapat dimaafkan, dan kesempurnaan adalah tingkatan yang sulit dicapai.Dan memaafkan kesalahan terkadang karena ego kita sulit kita laksanakan.

Mengenai memaafkan kesalahan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
"Jadilah kamu pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh "
( QS. Al-A'raf : 199 )

"Bagaimana bisa Anda mengharapkan satu moralitas tertentu dari teman Anda, sementara ia terdiri dari empat tabiat jiwa saja yang merupakan bagian paling dekat dengan (setiap) manusia dan merupakan pusat kendali untuk memilih dan berkehendak, tidak bisa memberikan kendalinya itu kepada orang yang memilikinya untuk melakukan semua kehendak.Apalagi dengan jiwa orang lain ?" ( Al-Kindi, seorang filosof muslim terkenal)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
"Demikianlah keadaanmu dulu, lalu Allah menganugerahkan nikmatNya atas kamu."( QS. An-Nisa : 39 ).
"Maka, janganlah kamu mengatakan dirimu suci.Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa."( QS. An-Najm : 32 ).
Cukuplah untuk menerima bagian terbesar dari tabiat saudara kita :
  • Abu Darda' mengatakan : "Mencela teman itu lebih baik daripada harus kehilangan dirinya.Siapa orangnya yang bisa mendapatkan segalanya pada diri saudaranya ?"
  • Seorang bijak bestari mengatakan : " Adanya tuntutan terhadap keadilan adalah jarangnya keadilan."
  • Yang lain mengatakan : "Kita saja tidak bisa menerima diri kita sendiri, lalu bagaimana bisa kita menerima orang lain ".
Janganlah hanya karena satu aib tersembunyi atau dosa kecil yang sebenarnya bisa ditutupi oleh kebaikannya yang lebih banyak, kita menjadi jauh dari seseorang yang pernah kita puji latar belakangnya, yang pernah kita terima kehidupannya, yang pernah kita ketahui kemuliaannya, dan yang pernah kita ketahui kemampuan berfikirnya, kita tidak memaafkan kesalahan sahabat atau teman kita sendiri

Karena kita tidak akan mendapatkan seorang pun yang sopan tanpa satu aib atau dosa.Coba kita posisikan dalam posisinya, tidakkah kita terpaksa harus melihatnya ridha dan tidak melihatnya dengan kaca mata hawa nafsu.Ketika kita menempatkan diri dalam posisinya dan menilainya, maka akan ada sesuatu yang bisa membantu mendapatkan apa yang kita inginkan.

Adanya kekurangan pada diri teman kita membuat kita menjauhi dan berburuk sangka kepadanya.Padahal, kita tidak melihat sendiri dia melakukan penyimpangan dan kemungkaran itu.Hendaklah semua kekurangan itu dialihkan ke dalam jiwa yang lapang dan damai.Sebab, orang terkadang lalai untuk memperhatikan jiwanya, bagian paling dekat dengan dirinya itu.

Dikatakan dalam butir-butir hikmah : "Jangan rusak hubunganmu dengan seorang teman oleh prasangka buruk, padahal sebelumnya engkau yakin akan kebaikannya."

Pesan Ja'far ibn Muhammad kepada anaknya : "Wahai anakku, siapa di antara teman-temanmu yang marah kepadamu sebanyak tiga kali, yang dikatakannya adalah kebenaran, maka jadikanlah ia teman."

Al-Hasan ibn Wahab pernah berkata : "Diantara hak-hak mencintai adalah memberi maaf terhadap kesalahan teman, dan menutup mata atas kekurangannya.Itu pun jika ada."

Diriwayatkan dari Ali ibn Abi Thalib r.a tentang firman Allah :
"Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik."( QS. Al-Hijr : " 85 ).
Menurut Ali, maksud ayat tersebut di atas adalah ridha dengan tanpa mencela.
"Seandainya tidak karena karunia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih ( dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya."( QS. An-Nur : 21 ).
Kita menginginkan orang yang bersih yang tak ada aib di dalamnya, apakah ada kayu yang wangi semerbak tanpa mengeluarkan asap ?
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci,Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa." (QS. An-Najm : 32 ).

Sumber : Menebar Kebaikan

Tuesday, 13 March 2012

Amar Makruf Nahi Mungkar

Amar Makruf Nahi Mungkar.
Usamah ibn Zaid r.a mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
" Seseorang akan dipanggil pada hari kiamat,lalu orang itu dilempar ke neraka.Maka, usus-usus perutnya akan keluar dengan cepat.Orang itu akan berjalan berputar-putar dengan usus yang berceceran ke luar, sebagaimana seekor keledai yang mengitari tanah lapang.Para penghuni neraka lainnya berkumpul.Mereka berkata : " Hai Fulan, bukankah kamu orang yang suka melakukan amar makruf nahi mungkar ? Ia menjawab : Benar, Saya memerintahkan kebaikan, namun saya sendiri tidak melakukannya dan saya melarang kemungkaran, namun saya sendiri melakukannya."
( HR. Bukhari ), Shahih al-Bukhari,kitab al-Adab,11/273.

'Ikrimah menceritakan bahwa ada seorang laki-laki melewati sebuah pohon yang sedang disembah-sembah.Maka, ia marah besar. Ia berkata : "Pohon ini tidak layak disembah, selain Allah " Kemudian, ia mengambil kapak dan menungganggi keledainya.Ia melarikan keledainya menuju pohon tersebut, dengan tujuan untuk segera memotong pohon itu.Di tengah jalan, ia dicegah oleh Iblis yang menjelma manusia.

amar makruf nahi mungkar,Mencari Ilmu

Iblis bertanya pada orang tersebut : " Kamu mau kemana?" Orang tersebut menjawab : "Saya melihat sebuah pohon yang disembah-sembah, maka saya berniat karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, untuk mengendarai keledaiku, mengambil kapakku, dan berlari menuju pohon itu, agar dapat segera memotongnya."

Lalu, Iblis berkata kepadanya : "Kembalilah ke rumah, saya akan memberimu uang 4 dirham setiap hari. Kamu tinggal mengangkat kasurmu setiap pagi, maka kamu akan mendapatkan uang itu." Orang itu berkata : Banarkah kamu bisa melakukan hal itu?" Iblis menjawab : "Ya, saya akan melakukan itu untukmu ." Akhirnya orang tersebut pulang kerumahnya.

Selama dua atau tiga hari, atau berhari-hari lamanya, ia dapat menikmati santunan dari iblis. Kemudian pada suatu pagi, saat ia mengangkat kasurnya, ternyata ia tidak menemukan uang dirham. Ia pun tidak lagi mendapatkan uang dirham di bawah kasurnya. Maka, setelah berfikir sejenak setelah tidak mendapatkan uang dirhamnya, ia segera mengambil kapaknya, menaiki keledainya, dan melaju menuju pohon yang disembah-sembah itu.

Iblis pun kembali mengadangnya di tengah jalan.Dalam sosok manusia, iblis bertanya : "Mau kemana kamu?" Orang itu menjawab : "Saya akan memotong pohon itu yang disembah-sembah. "

Iblis berkata kepada orang itu : "Kamu tidak akan sanggup memotongnya. Tidaklah kamu tahu, kepergianmu yang pertama karena kamu benar-benar murka karena Allah. Seandainya penduduk langit dan bumi berkumpul, maka mereka tidak akan sanggup menghalang-halangimu. Tetapi, sekarang lain. Kepergianmu kali ini didasarkan karena tuntutan nafsumu, karena kamu tidak alagi menemukan uang dirham. Seandainya kamu berani maju selangkah pun, maka saya akan menebas lehermu ."Akhirnya, orang tersebut kembali ke rumahnya dan meninggalkan pohon itu tetap tegak berdiri.

Abu al-Laits berkata : "Ketahuilah, wahai saudaraku, bagi orang yang beramar makruf, hendaknya ia memurnikan niatnya hanya karena mengharapkan ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan meninggikan agama Islam, jangan karena dorongan hawa nafsunya. Karena, jika amar makruf diniatkan untuk mengharap ridha Allah dan meninggikan agama Islam, maka Allah akan menolongnya dan memberikan taufik kepadanya.Namun, jika niatnya karena dorongan hawa nafsu, maka Allah akan membinasakannya. Bagi orang yang beramar makruf, hendaknya ia memerintahkan kebaikan dengan cara sembunyi-sembunyi, agar pesan dan nasihatnya dapat diterima dengan baik."

Abu al-Darda' berkata :"Siapa yang menasihati saudaranya di khalayak ramai, maka ia telah mempermalukannya. Dan, barangsiapa yang menasehati saudaranya di kala sepi,maka ia telah menghiasinya."

Umar ibn 'Abd al-Aziz berkata : "Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan menyiksa masyarakat luas, disebabkan amalan buruk segelintir orang. Hanya saja, jika kemaksiatan telah merajalela dan mereka tidak berusaha mencegahnya maka semua penduduk kota itu berhak mendapatkan siksa."

Dalam satu riwayat disebutkan : Allah Ta'ala mewahyukan kepada Yusya' ibn Nun bahwa sesungguhnya aku akan menghancurkan sebagian kaummu, sebanyak 40 ribu orang-orang baik dan 60 ribu orang jahat.Lalu, Yusya' Ibn Nun berkata : "Wahai Tuhanku, saya tidak keberatan jika Engkau menyiksa orang-orang jahat. Tetapi bagaimana dengan orang-orang yang baik ?" Allah menjawab : "Sesungguhnya mereka tidak merasa takut dengan kemarahanKu. Sebaliknya, mereka ikut makan dan minum bersama orang-orang jahat."

Allah mencela orang-orang yang meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar.
Allah SWT berfirman :
"Mereka tidak saling mencegah tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu."
( QS. Al-Maidah(5) : 79 ).

Sumber : Menebar Kebaikan.

Tuesday, 28 February 2012

Adab Salam

Adab Salam
Salam berarti memohon perlindungan atau keselamatan kepada Allah.Salam merupakan salah satu nama dari nama-nama Allah yang baik, yang mengisyaratkan doa "Semoga Allah menjadi penjaga dan pelindungmu !" Sebagaimana juga perkataan, "Semoga Allah bersamamu !"Maksudnya menjaga, memberi pertolongan dan mengasihi
(Shifat Shalat An-Nabi.Al-Albani dalam catatan kaki hal 142).

Berikut adalah beberapa adab dalam memberikan salam yaitu :

1. Yang lebih muda hendaklah memberi salam kepada yang lebih tua sebagai penghormatan kepadanya, orang yang lewat memberi salam kepada yang duduk, orang yang berkendaraan memberi salam kepada pejalan kaki, dan orang yang lebih sedikit memberi salam kepada orang yang lebih banyak, karena yang lebih banyak itu lebih utama.

Semua ini terungkap dalam hadist dari Abu Hurairah r.a dimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Hendaklah orang yang lebih kecil(muda) memberi salam kepada orang yang lebih besar (tua), orang yang lewat kepada orang yang sedang duduk, orang yang sedikit kepada yang banyak ".
( HR. Bukhari (6231) ).
Dalam riwayat lain disebutkan : " Hendaklah orang yang berkendaraan memberi salam kepada pejalan kaki "
( HR. Bukhari (6232) ; Muslim (2160) ).

Akan tetapi, jika mereka yang sepantasnya menyampaikan salam terlebih dahulu tidak melakukan sunnah ini, maka hendaklah pihak lain tidak berdiam diri agar salam tidak hilang begitu saja dan semuanya bisa mendapatkan pahala.

Dalam riwayat dari Anas r.a disebutkan bahwa ia pernah lewat di depan beberapa orang bocah, lalu ia memberi salam kepada mereka.Setelah itu, ia mengatakan : "Rasulullah pernah melakukan hal yang sama."
(HR. Bukhari , Muslim ).

adab salam, adab memberikan salam, memberikan salam, Mencari Ilmu

2. Salam hendaklah diucapkan dengan kata jamak, meski yang diberi salam hanya seorang.Tujuannya agar salam tersebut juga meliputi malaikat.namun bila dengan kata tunggal pun tidak mengapa, seperti kalimat "Assalamu 'alaika " atau " Salamun 'alaika " dengan menggunakan isim nakirah.Yang menjawab dengan menggunakan wawu 'athaf ( yang berarti dan ) dengan mengatakan : "Wa'alaikum salam."

3. Salam hendaknya didengar oleh orang yang dituju. Apabila ia tidak mendengar, maka yang mengucapkan belum mengamalkan Sunnah.

Salam hadist Ibnu Umar r.a disebutkan (sabda Rasulullah ) :
"Apabila kalian mengucapkan salam, maka perdengarkan, karena ia merupakan penghormatan dari sisi Allah "
( HR. Bukhari ).

Apabila kita memasuki suatu tempat yang disana terdapat orang yang sedang tidur dan terjaga, maka ucapkanlah salam yang bisa didengar oleh yang terjaga saja, dan jangan membangunkan orang yang sedang tidur.

4. Berjabat tangan ketika bertemu dengan mengeratkan telapak tangan.Perilaku semacam ini mengandung fadhilah yang besar.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Orang mukmin itu bila bertemu sesama mukmin, lalu memberi salam dan menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa-dosa keduanya, layaknya daun yang berguguran dari pohon."
( Disebutkan oleh Al Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, ia mengatakan :"Aku tidak mengetahui ada masalah pada diri para perawinya ).

5. Menghadapkan wajah pada orang yang memberi salam dengan raut muka yang berseri dan menggambarkan kelembutan serta akhlak yang mulia.Hal ini termasuk membalas ucapan selamat dengan yang lebih baik.

6. Tidak mengkhususkan salam hanya untuk orang yang dikenal, namun salam hendaknya diucapkan kepada orang yang dikenal dan yang belum dikenal.

Dari riwayat Abdullah bin Amr r.a bahwasannya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
"Islam yang bagaimanakah yang paling baik ?" Beliau menjawab : "Kamu memberi makanan ( kepada orang lain), membacakan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang belum kamu kenal."
( HR. Bukhari , Muslim ).

7. Mengucap salam terlebih dahulu sebelum berbicara apapun.
Dari riwayat Ibnu Umar r.a bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Barangsiapa memulai pembicaraan sebelum (mengucapkan) salam, maka jangan dijawab."
( HR. Ath Thabrani ).
8. Mamulai salam sesuai dengan tingkat keagamaan seseorang, misalnya para ulama dan tokoh yang terkenal kebaikannya, mereka didahulukan sebagai bentuk penghormatan, berbeda dengan mereka yang hanya punya kedudukan duniawi
( Hal ini disebutkan oleh Al-Qurthubi ).

9. Mengulang salam kepada seseorang yang bertemu berulang kali, meski belum lama berpisah.
Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
" Apabila salah seorang dari kalian bertemu dengan saudaranya (sesama muslim), hendaklah ia mengucap salam kepadanya.Apabila mereka terhalang pohon, tembok atau batu besar, lalu mereka mereka bertatap muka, maka hendaklah ia tetap megucapkan salam "
( HR. Abu Dawud (5200) ).

10. Tidak mengucapkan salam dengan isyarat, baik dengan menggunakan jari, seluruh tangan atau kepala.
dari Riwayat Jabir r.a bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
"Salam seseorang dengan satu jari menunjukkan perbuatan yahudi."
( HR. Ath-Thabrani ).

11. Tidak memulai dengan ucapan "Alaikassalam ".
dari riwayat Abu Jurai Jabir bi Sulaim Al-Hijaimi, ia berkata : "Aku pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan langsung berkata : "Alaikassalam ya Rasulullah !
Beliau menjawab : "Jangan katakan 'Alaikassalam, karena itu ucapan penghormatan untuk orang mati."
( HR. Abu Dawud ).

12. Tidak memberi salam atau menjawab salam ahli bid'ah, atau yang terkenal sebagai pelaku dosa besar, sampai jelas bahwa ia bertaubat.

13. Tidak mulai memberi salam kepada orang kafir, dan bila disalami oleh mereka hanya dijawab :"Wa'alaik."
Dari riwayat Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
"Jangan kalian memberi salam terlebih dahulu kepada orang Yahudi dan Nasrani.Apabila kalian bertemu dengan mereka di jalanan, maka desaklah mereka ke tempat yang lebih sempit."
( HR. Muslim ).

Alasan larangan ini adalah, karena salam itu menyebabkan rasa kasih sayang dan Allah melarang hal itu dalam firman-Nya :
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka."
( QS. Al-Mujaadilah (58) : 22 ).

Diposting ulang di : Mencari Ilmu
Sumber : Menebar Kebaikan

Tuesday, 21 February 2012

Keabadian Akhirat

Keabadian Akhirat.Melanjutkan postingan kemarin kawan tentang mencari rejeki maka hari ini Mencari Ilmu akan berbagi artikel islami kembali kawan.Dan pembahasan hari ini adalah mengenai keabadian akhirat dan semoga artikel keabadian akhirat ini bermanfaat kawan.

Apakah kita ingin selalu awet muda, sehat, kaya, dan tidak akan mati ? Jika kita menginginkan itu, maka bukan di dunia tempatnya, tapi di keabadian akhirat dan semoga artikel akhirat.Kehidupan dunia ini telah Allah ciptakan untuk sebuah penderitaan dan kefanaan.Allah Subhanahu Wa Ta'ala saja menyebutnya sebagai "Main-main, sendau gurau, dan penuh tipu daya."

keabadian akhirat, akhirat nan abadi, mencari ilmu

Dibawah ini ada sebuah kisah mengenai seorang penyair.Pernah seorang penyair hidup tanpa uang dan tidak punya apa-apa, padahal dia sedang dipuncak keemasannya.Dia pernah berusaha mencarinya, tapi tak mendapatkannya.
Pernah mencoba menikahi seorang gadis, tapi gagal.Ketika kemudian usianya sudah lanjut, rambutnya telah beruban dan tulang-tulangnya telah rapuh, harta itu datang sendiri kepadanya darimana saja, isteri tak susah didapat, juga tempat tinggal.Tapi ini justru membuatnya mengeluh.

Dia lalu bersyair :
" Apa yang kuharapkan saat berusia dua puluhan
kudapatkan saat umurku lewat tujuh puluhan
Wanita-anita cantik Turki mengelilingi diriku,
laksana kijang di tengah-tengah pegunungan
Orang-orang berkata, keluhanku membuatmu tak nyenyak tidur.
Semalam apa yang engkau keluhkan ?
Kujawab usia delapan puluhan ".

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
" Dan, apakah Kami tidak memanjangkan umurmu alam masa cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan ".
( QS. Fathir : 37 ).

" Dan, mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami ".
( QS. Al-Qashash : 39 ).

" Dan, tiadalah kehidupan ini melainkan sendau gurau dan main-main ".
( QS. Al-'Ankabut : 64 ).

Perumpamaan kehidupan ini adalah seorang musafir yang sedang bernaung di bawah sebatang pohon, yang sejenak kemudian pergi dan meninggalkan pohon itu.Marilah kita belajar dari hal tersebut.Marilah kita hidup didunia ini untuk bekal kehidupan nan abadi di akhirat kelak.

Dipublish ulang di : Mencari Ilmu
Sumber : Menebar Kebaikan

Tuesday, 14 February 2012

Mencari Rejeki

Mencari Rejeki.
Bismillahirrahmanirrahiim
Maha Suci Sang Pencipta dan Pemberi rejeki.Dia memberi rejeki kepada ulat yang ada di dalam tanah, kepada ikan yang ada di air, kepada burung yang ada di udara, kepada semut yang ada di kegelapan, dan kepada ular yang ada di antara bebatuan yang kasar.Dan hari ini Insya Allah, Mencari Ilmu akan berbagi sedikit mengenai sebuah kisah dalam hal Mencari Rejeki

Ibnul Jauzi pernah mengemukakan sebuah kisah yang menarik tentang seekor ular buta dalam rangka mencari rejeki.Ketika ular tersebut melilitkan tubuhnya di atas pohon kurma, seekor burung datang membawa sepotong daging dan menyuapkannya ke mulut ular.

Saat mendekati ular, si burung mengeluarkan bunyi-bunyian dan bersuit sampai ular tersebut membuka mulutnya.Baru setelah itu, si burung memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.Maha Suci Allah yang telah membuat burung ini menurut pada sang ular.

mencari rejeki,Mencari Ilmu, Rejeki

"Dan, tiadalah burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat ( juga ) seperti kamu."
( QS. Al-An'am : 38 ).

Maryam, ibu Nabi Isa, selalu mendapatkan rejekinya setiap pagi dan sore di dalam mihrab.Ketika ditanya : " Darimana kau mendapatkan ( semua ) ini, Maryam ?" " Itu ( semua ) dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberi rejeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas."

Oleh sebab itu, tak usah bersedih, sebab rejeki itu telah dijamin.
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.Kami akan memberi rejeki kepadamu dan kepada mereka."
( QS. Al-An'am : 151 ).

Dan perlu diketahui oleh umat manusia, bahwa Dzat yang memberi kepada orang tua dan anak itu adalah Dzat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan

Dzat yang memiliki perbendaharaan harta yang sedemikian besar dan agung itu telah memberi jaminan rejeki pada semua manusia.Lalu mengapa kita bersedih, padahal Allah telah menanggung semuanya ?
"Maka mintalah rejeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepadaNya. "
( QS. Al-'Ankabut : 18 ).
"Dan Rabbku, yang Dia memberi makan dan minum padaku."
( QS. Ays-syu'ara : 79 ).

Sumber Mencari Ilmu : Menebar Kebaikan

Tuesday, 7 February 2012

Cinta Dalam Islam

Cinta Islam.
Islam datang, kemudian membuatkan syariat, menggariskan akidah, pemikiran, konsepsi, dan akhlak.Islam mengatur semua itu dan mengarahkannya kepada Dzat Yang Maha Tunggal.Maka inilah Cinta dalam Islam

Suatu ketika, Rasululluh Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berdiri di atas mimbar dan berkhotbah kepada para shahabat, namun tiba-tiba salah seorang Arab Badui menyela pembicaraan beliau.Beliau pun menoleh kepadanya dan bertanya : "Ada apa denganmu ?"

Ia balik bertanya : "Kapan terjadinya kiamat ?" Beliau pun diam, kemudian melanjutkan khotbahnya.Setelah selesai, beliau bertanya kepada orang itu : "Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi kiamat ?"

Ia menjawab : "Ya Rasululluh, demi Allah, aku belum menyiapkan diri untuk menghadapinya dengan banyak mengerjakan shalat, puasa, atau sedekah.Hanya saja, aku mencintai Allah dan RasulNya ".

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam kemudian bersabda : "Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai ".
( HR. Bukhari (3688, 7153) dan Muslim (2639) dari shahabat Anas bin Malik r.a ).

cinta dalam islam,cinta Islam,Islam Cinta

Hasan Al-Bashri mengomentari hadist di atas berkata : "Janganlah kalian sampai tertipu oleh cinta begitu saja.Demi Allah, yang tiada sesembahan yang berhak diibadahi selain Dia, kaum Nabi 'Isa putra Maryam juga sangat mencintai beliau sampai akhirnya menuhankan beliau.Dengan demikian, kecintaan yang mereka berikan itu menyebabkan mereka masuk neraka.

Imam Ghozali dalam kitab Al-Ihya' membawakan riwayat bahwa Ibnu Umar r.a pernah berkata : "Demi Allah, seandainya aku infakkan seluruh hartaku di jalan Allah, lalu aku berpuasa di siang hari tanpa pernah berbuka, dan selalu shalat malam tanpa pernah tidur, kemudian aku bertemu dengan Allah, namun aku tidak mencintai para pelaku ketaatan dan tidak membenci para pelaku kemaksiatan, maka aku khawatir jika Allah kelak akan menelungkupkan wajahku di dalam neraka ".

Bertolak dari sinilah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menjadikan cinta sebagai akidah.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : "Barangsiapa mencintai Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menolak karena Allah, maka telah sempurnalah imannya ".
( HR. Abu Dawud (4681) dari Abu Umamah r.a ).
Cinta itu terbagi menjadi dua macam, yakni cinta yang bersifat fithri jibili ( sudah fitrahnya manusia diciptakan dengan sifat itu ) dan cinta yang bersifat sababi kasbi ( hasil upaya manusia ).

Cinta yang bersifat fithri jibili, seorang hamba tidaklah dicela karenanya.Sebab, Allah memang telah menciptakannya di atas fithrah seperti itu, seperti kecintaan seseorang kepada makanan, kecintaan kepada air, kecintaan kepada anak, isteri dan teman-teman.

Adapun cinta yang bersifat sababi kasbi adalah cinta irodi ( kehendak dan pilihan manusianya sendiri ), dimana Allah akan menghisab manusia atas cinta ini jika sampai memalingkannya untuk selain mencari keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah ditanya : "Bagaimana Allah berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan ( musuh ), maka berteguhlah hatilah kamu dan sebutlah ( nama ) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung "
( QS. Al-Anfal (8) : 45 ).

Bagaimana Allah mengingatkan mereka agar menyebut nama-Nya pada saat-saat genting seperti itu.Bukankah di sana ada waktu selain waktu pertempuran dengan musuh, waktu perang dan waktu bertemunya pedang ?"

Beliau menjawab : "Sesungguhnya orang-orang yang dicintai itu menjadi terhormat disebabkan karena menyebut pihak yang mereka cintai pada saat-saat genting.

Tidakkah kalian pernah dengar syair yang dibawakan oleh 'Antaroh ketika ia berkata tentang kekasihnya :

Aku sebut namamu ketika anak panah menusukku
Sementara itu darah pun mengucur dari tubuhku
Aku ingin mengecup pedang itu
Karena ia berkilau seperti keberserian senyum bibirmu

Orang-orang jahiliyah dahulu saling memberikan pujian, bahwa mereka menyebut kekasih mereka pada waktu berkecamuknya perang.Lalu Allah hendak mengubah keyakinan yang berbau dosa itu dengan menyebut nama-Nya pada saat - saat genting.Oleh karena itu, termasuk dzikir yang paling utama adalah menyebut nama Allah pada saat bertempur melawan musuh-Nya.

Sumber mencari Ilmu : Menebar Kebaikan